Warteg bukan lagi sekadar tempat makan murah di pinggir jalan. Kini hadir tren baru: warteg estetik dengan konsep 80-an yang menghadirkan nuansa retro penuh nostalgia.
Interior klasik, lagu-lagu lawas, dan sajian rumahan khas tempo dulu berpadu menciptakan suasana hangat yang bikin betah duduk berlama-lama. Tak hanya cocok untuk makan, warteg 80-an kini juga jadi destinasi konten dan tempat healing ala generasi 90-an ke atas.
Warteg jadul sekarang tampil dengan sentuhan estetik:
- Desain interior retro ala ruang makan tahun 80-an
- Piring seng, gelas kaleng, dan toples kaca besar
- Musik jadul nonstop, dari Koes Plus sampai Rhoma Irama
- Menu klasik yang otentik, bukan fusion
- Harga tetap terjangkau, tapi penuh nilai cerita
Bukan cuma makan, tapi juga pengalaman bernostalgia — yang sulit dicari di tempat lain.
Berikut beberapa warteg estetik 80-an di Jakarta yang layak kamu kunjungi:
Terkenal karena tampilan seperti rumah nenek. Interiornya penuh ubin motif klasik dan rak kayu tua. Menu andalan: semur jengkol dan tumis pare.
Dinding dipenuhi kalender jadul, poster film, dan jam dinding klasik. Favorit: nasi rames lengkap + telur balado pedas manis.
Konsep warteg ala kantin SD era 80-an. Pakai meja marmer, kipas gantung, dan sendok aluminium. Suasana sore di sini sangat santai.
Unik karena menyajikan menu sambil diputarkan lagu lawas dari piringan hitam. Interiornya gelap, retro, dan cozy.
Berada di gang kecil, tapi sangat estetik. Ada lampu gantung tempo dulu, teko email, dan sambel uleg khas warteg klasik.
Warteg estetik dengan konsep 80-an tetap mempertahankan cita rasa rumahan. Menu andalan yang wajib kamu coba:
- Nasi rames klasik
Telur dadar, orek tempe, sambal, dan sayur lodeh. - Semur jengkol
Empuk dan manis, dengan aroma kayu manis dan kecap kental. - Tahu bacem & tumis kangkung
Disajikan di piring seng dengan nasi hangat dan kerupuk putih. - Telur balado & sambal goreng kentang ati
Pedas manis gurih, cocok buat makan siang kenyang nostalgia. - Es teh manis di gelas kaleng
Disajikan seperti zaman SD dulu — adem banget!
Mayoritas pengunjung mengaku datang bukan cuma karena lapar, tapi karena ingin kembali ke masa kecil.
Komentar TikTok:
“Warteg ini beneran kayak ruang makan tahun 1985. Lagu Ebiet G. Ade, lampu remang, dan tahu bacem-nya enak banget.”
– @makanjadul
“Kangen suasana kayak gini. Pelayanannya ramah, makanannya sederhana, tapi rasanya pulang ke rumah.”
– @wartegretro.id
Uniknya, warteg-warteg ini tersebar di kawasan padat seperti Tebet, Rawamangun, dan Kemang. Tapi begitu masuk, rasanya seperti keluar dari Jakarta — dan masuk ke ruang waktu yang tenang.
Karena masih tersembunyi, kamu bisa menikmati tempat duduk santai tanpa desak-desakan. Cocok untuk makan sendiri, nongkrong nostalgia, atau konten vintage vibes.
Banyak pelaku kuliner kini menyadari bahwa warteg bukan cuma soal murah, tapi soal rasa dan cerita. Maka dari itu, desain dan konsep 80-an ini diprediksi akan terus berkembang.
Beberapa warteg bahkan mulai:
- Menyediakan corner baca majalah Bobo atau Aneka
- Menjual permen Yosan & ciki jadul
- Menggelar tema “Hari Nasi Bungkus” atau “Jumat Kenangan”
Warteg estetik dengan konsep 80-an adalah tempat makan yang menyentuh hati. Bukan karena plating mewah, tapi karena membawa kita kembali ke masa yang lebih sederhana — tanpa ponsel, tanpa tergesa-gesa, hanya nasi hangat dan obrolan ringan.
Rekomendasi:
Kalau kamu lagi suntuk dan pengen makan dengan tenang, mampir ke Teg Teg 80s atau Warteg Wahyu. Jangan lupa pesan semur jengkol dan es teh kaleng-nya. Rasakan sendiri kehangatannya!
Sumber Referensi:
- TikTok: @wartegjadul
- DetikFood: Warteg Estetik Bergaya Tempo Dulu di Jakarta
- IDNTimes: Warteg 80-an Jakarta yang Wajib Dicoba