Bali mungkin terkenal dengan cafe tropis dan beach club, tapi belakangan ini muncul tren baru yang menarik perhatian: tempat ngopi vintage bergaya Jawa di Bali. Cafe-cafe ini menghadirkan suasana rumah tempo dulu, lengkap dengan interior kayu jati, lampu gantung kuno, hingga musik keroncong yang pelan-pelan membuat pengunjung tenggelam dalam nostalgia.
Perpaduan budaya Bali dan sentuhan khas Jawa ini menciptakan ruang ngopi yang tidak hanya estetik, tapi juga hangat dan penuh cerita. Cocok untuk kamu yang ingin menikmati kopi sambil mengenang masa kecil atau sekadar mencari suasana yang berbeda dari cafe kekinian.
Cafe bergaya Jawa menawarkan pengalaman yang tidak sekadar visual, tapi juga emosional. Ini alasannya banyak orang mencarinya:
- Suasana hangat dan akrab, seperti rumah kakek-nenek
- Dekorasi etnik klasik: kursi kayu ukiran, guci, batik, kalender dinding jadul
- Menu kopi tradisional dan camilan rumahan
- Musik lawas, seperti keroncong, campursari, atau gamelan Jawa
- Tempat foto yang antik dan berkarakter
Buat banyak orang, ini bukan hanya tempat minum kopi — tapi ruang untuk “pulang sejenak” ke masa lalu.
Berikut beberapa tempat ngopi vintage bergaya Jawa di Bali yang bisa kamu kunjungi:
Cafe bergaya rumah joglo khas Jawa Tengah, lengkap dengan kursi rotan, rak buku tua, dan musik tembang kenangan. Menyajikan kopi tubruk dan kue-kue pasar seperti getuk dan klepon.
Berada di dalam kompleks rumah kayu tua, cafe ini menghadirkan vibes kampung halaman di tengah area pantai. Interiornya penuh ukiran Jawa dan koleksi barang antik.
Cafe hidden gem di jantung kota. Tempat duduknya lesehan di atas tikar pandan, dengan dinding bata merah dan alat masak zaman dulu dipajang rapi.
Cafe kecil tapi penuh karakter. Berkonsep warung kopi Jawa lawas dengan poster film klasik, radio tua, dan teko email yang masih dipakai untuk menyajikan kopi.
Meski namanya Jogja, tempat ini justru jadi favorit banyak wisatawan di Bali yang rindu suasana Jawa. Menyediakan jadah bakar, wedang jahe, dan kopi joss.
Tempat ngopi vintage biasanya menyajikan menu sederhana tapi penuh rasa:
- Kopi tubruk asli dengan gula batu
- Kopi joss (pakai arang panas) ala Jogja
- Wedang jahe, wedang uwuh, atau teh melati hangat
- Jadah bakar, getuk, klepon, serabi solo, dan lupis
- Tempe mendoan + sambal kecap
Disajikan dengan teko kuning bergambar ayam atau piring seng motif bunga, pengalaman ngopimu terasa seperti balik ke tahun 1985.
Banyak pengunjung mengaku bahwa ngopi di tempat seperti ini memberi efek menenangkan secara emosional.
“Kopi Londo tuh kayak duduk di ruang tamu nenek. Lembut, adem, dan bikin lupa kalau lagi liburan.”
– @kopijadulbali
“Aku datang ke Joglo Coffee pagi-pagi. Ngopi sambil dengerin tembang Jawa, vibes-nya mahal banget.”
– @nostalgianusantara
Banyak digital nomad juga memilih cafe ini sebagai tempat kerja karena:
- Suasana tenang & tidak bising
- Desain inspiratif dan artistik
- WiFi tersedia di sebagian tempat
- Staf ramah, tidak tergesa menyuruh pulang
- Makanan ringan tradisional murah dan mengenyangkan
Berbeda dari cafe modern yang ramai, cafe bergaya Jawa ini lebih cocok untuk kamu yang suka kerja dalam suasana tenang & adem.
Agar pengalamanmu maksimal:
- Datang pagi atau sore, pencahayaan alami lebih bagus untuk foto
- Kenakan outfit klasik atau earth tone, cocok untuk tema interior
- Jangan buru-buru — duduklah seperti di rumah sendiri
- Ajak orang tua atau pasangan, agar suasana lebih bermakna
- Nikmati dengan tenang, ini bukan tempat buat scroll TikTok, tapi buat resapi suasana
Tempat ngopi vintage bergaya Jawa di Bali memberikan pengalaman otentik yang jarang ditemui di cafe kekinian. Dengan interior kayu, tembang lawas, dan kopi tubruk panas — kamu tidak hanya menyeruput kopi, tapi juga mengenang kehidupan yang lebih sederhana dan hangat.
Rekomendasi:
Coba kunjungi Warung Kopi Londo di Ubud atau Joglo Coffee di Sanur untuk menikmati momen ngopi yang tak sekadar enak, tapi juga penuh cerita.
Sumber Referensi:
- TikTok: @kopijadulbali
- IDNTimes: Cafe Nuansa Jawa di Bali yang Bikin Nostalgia
- DetikFood: Ngopi Ala Rumah Joglo di Tengah Bali