Martabak manis memang tak pernah sepi peminat. Tapi belakangan ini, perhatian pecinta kuliner justru tertuju pada martabak jadul ala 80-an yang tampil sederhana, tapi penuh rasa dan kenangan.
Berbeda dengan martabak kekinian yang penuh topping mewah seperti Nutella, Biscoff, atau keju lumer overload, versi jadul justru tampil polos: taburan coklat meses, keju parut, dan sedikit susu kental manis. Tapi justru di situlah letak kekuatannya — rasa klasik yang bikin nostalgia.
Kembalinya martabak jadul tak lepas dari tren nostalgia kuliner yang belakangan ini makin kuat. Generasi 80–90-an ingin kembali merasakan rasa masa kecil mereka, sementara Gen Z penasaran dengan “gaya jajan tempo dulu”.
Faktor lain yang bikin martabak jadul viral di 2025:
- Banyak kreator TikTok mereview “martabak lawas” yang tampil simpel tapi legit
- Muncul brand baru yang menyajikan martabak dengan desain dan gerobak retro
- Video ASMR martabak jadul: adonan dituangkan ke loyang besi, suara serut keju, dan potongan kotak tebal yang menggoda
- Cafe dan resto mulai menyisipkan menu nostalgia di daftar dessert mereka
Kalau kamu belum tahu bedanya, berikut ciri khas martabak jadul ala 80-an:
- Dibuat pakai loyang besi tebal, bukan teflon
- Adonan mengembang tinggi, tapi tetap kenyal dan padat
- Topping klasik: meses coklat, keju kraft parut, dan susu kental manis
- Gak terlalu manis, tapi gurih dan balance
- Dipanggang pakai api arang atau kompor manual
- Dilipat kotak besar, tanpa potong tebal layer-layer seperti martabak kekinian
Yang paling ikonik: aroma mentega Blue Band dan gula pasir yang meleleh di permukaan loyang panas. Bau ini langsung membangkitkan kenangan masa kecil di depan tukang martabak pinggir jalan.
Kalau kamu ingin mencicipi versi otentiknya, berikut tempat-tempat yang bisa kamu kunjungi:
Sudah jualan sejak tahun 1983. Topping hanya ada 4: coklat, keju, kacang, dan wijen. Rasanya legit, empuk, dan aromanya kuat.
Gerobaknya masih orisinil dari kayu, dengan lampu bohlam kuning. Adonan martabaknya kenyal dan disajikan tanpa topping berlebihan.
Sengaja memakai logo dan desain gerobak vintage. Banyak pembeli datang karena rindu rasa “martabak jaman dulu”.
Modern tapi dengan gaya lama. Menyajikan martabak klasik dengan piring seng dan kertas bungkus coklat ala 80-an.
Tanpa plang, tanpa branding. Tapi antreannya panjang karena rasa jadulnya yang konsisten sejak puluhan tahun lalu.
Banyak pembeli merasa bahwa martabak jadul menyentuh sisi emosi yang tidak bisa ditandingi topping kekinian. Rasa legitnya bukan sekadar enak — tapi juga membangkitkan kenangan masa kecil.
Komentar netizen:
“Martabak ini cuma meses dan keju, tapi gue makan sambil senyum sendiri. Kayak balik ke tahun 1996.”
– @martabaknostalgia
“Waktu kecil, martabak ini dibagi 8 orang di rumah. Sekarang bisa beli sendiri, tapi rasanya tetap kayak dulu.”
– @makanjadul.jkt
Menariknya, tren martabak klasik ini mulai masuk ke dunia cafe dan resto modern. Beberapa tempat kini menyajikan “Martabak Lawas” sebagai menu dessert nostalgia.
Penyajiannya pun unik:
- Di piring seng kecil
- Diberi label “jajanan masa kecil”
- Ada tambahan topping opsional, tapi tetap dengan resep dasar 80-an
Ini membuktikan bahwa tren kuliner tak selalu soal inovasi modern — justru rasa jujur dan kenangan yang sekarang jadi nilai jual utama.
Agar pengalaman kamu maksimal, coba tips berikut:
- Pesan topping original: meses dan keju saja, tanpa Oreo, Biscoff, atau topping kekinian
- Makan saat hangat, langsung dari kertas bungkus biar lebih otentik
- Minum teh manis hangat atau kopi hitam biar vibes-nya makin dapet
- Ajak keluarga, karena rasa nostalgia ini paling kuat kalau dinikmati bareng orang terdekat
Di tengah gempuran martabak kekinian, martabak jadul ala 80-an tetap bertahan — bahkan kini makin dicari. Bukan karena topping heboh, tapi karena rasa klasik yang bikin pulang ke masa kecil.
Rekomendasi:
Kalau kamu belum coba martabak lawas ini, segera mampir ke Martabak Bang Adi atau Martabak Sinar Bulan. Pesan rasa original, duduk santai, dan biarkan rasa dan aroma membawa kamu kembali ke tahun 80-an.
Sumber Referensi:
- TikTok: @martabakjadulid
- DetikFood: Martabak Jadul yang Viral Lagi di Jakarta
- IDNTimes: 5 Gerobak Martabak Lawas Jakarta yang Legendaris